-->

Ciri-Ciri Anggota Sistem Yang Lebih Inovatif

Advertisemen

Ciri-Ciri Anggota Sistem Yang Lebih Inovatif
Haii,, para sahabat Sistem Pengetahuan Sosial. Kali ini Sistem Pegetahuan Sosial membagikan artikel tentang ciri-ciri anggota sistem yang lebih inovatif dibandingkan dengan para adopter yang lebih lambat menerima inovasi. Berikut penjelasannya., Selamat Belajar...>>>
Dalam pembahasan tipe ideal kelompok adopter sudah digambarkan ciri-ciri pokok masing-masing. Akan tetapi perlu diingat juga bahwa gambaran tersebut bukan kenyataan melainkan hanyalah sebuah konseptualisasi sebagai suatu kerangka pikir dan bahan pembandingan. Berikut ini akan kami sajikan sejumlah generelisasi mengenai ciri-ciri kelompok adopter yang diangkat dari lebih 3 ribu penemuan penelitian tentang variabel bebas terhadap keinovatifan. Hanya saja di sini tidak diperinci ciri-ciri untuk setiap kelompok adopter yang lima itu, melainkan ciri dari mereka (anggota sistem) yang lebih awal menerima inovasi dan mereka yang sangat lambat untuk menerima inovasi. Dengan demikian penunjukan ciri tersebut lebih merupakan perbandingan antara anggota sistem (sebagai adopter) yang lebih inovatif dangan yang kurang inovatif; bisa antara inovator dengan si kolot atau yang lainnya.
Ciri-ciri sosial ekonomi
Dibandingkan dengan adopter yang lebih lambat, anggota sistem yang lebih inovatif itu :
  1. Lebih berpendidikan, termasuk lebih menguasai baca tulis.
  2. Mempunyai status sosial yang lebih tinggi. Status sosial ditandai dengan pendapatan, tingkat kehidupan, kesehatan, prestise pekerjaan/jabatan, pengenalan diri terhadap kelas sosial tersebut.
  3. Mempunyai tingkat mobilitas sosial ke atas lebih besar, yakni kecenderungan untuk lebih meningkat lagi status sosialnya. Barangkali mereka menggunakan pengadopsian inovasi sebagai salah satu jalan untuk meninggikan status tersebut.
  4. Mempunyai ladang lebih luas.
  5. Lebih berorientasi pada ekonomi komersial, di mana produk-produk yang dihasilkan dutujukan untuk dijual bukan semata-mata untuk konsumsi sendiri. Karena itu barangkali mereka mengadopsi inovasi umtuk lebih meningkatkan produksi.
  6. Memiliki sikap lebih berkenan terhadap kredit.
  7. Mempunyai pekerjaan yang lebih spesifik.
Ciri-Ciri Anggota Sistem Yang Lebih Inovatif

Dari ciri-ciri ekonomi yang digambarkan di atas, agaknya antara kekayaan dan status sosial berjalan seiring dengan keinovatifan. Apakah seorang inovator itu inovatif karena mereka kaya, ataukah mereka itu kaya karena inovatif ? jawaban terhadap sebab akibat ini tidak dapat diberikan berdasarkan data korelasional. Namun ada alasan yang memadai mengapa kekayaan dan keinovatifan itu saling berpengaruh. Keuntungan yang paling besar dari pengadopsian biasanya diperoleh oleh orang yang paling pertama kali mengadopsi; karena itu inovator akan memperoleh keuntungan finansial melalui inovasi-inovasinya. Lebih lambat, besarnya keuntungan itu semakin menyusut karena sudah banyak orang yang menggunakan inovasi itu. Akan tetapi dilain pihak, beberapa ide baru tertentu memerlukan biaya untuk pengadopsiannya dan memerlukan modal permulaan. Hanya orang atau unit yang kaya yang mungkin dapat mengadopsi inovasi itu. Jika proses yang terjadi memang seperti itu, maka para inovator akan semakin sedangkan para laggard akan semakin miskin. Karena inovator adalah pengadopsi pertama, dia harus mengambil resiko kerugian yang dapat dihindari oleh para adopter yang lebih belakangan. Para inovator ide-ide tertentu mungkin mengalami kegaglan, dan ia seharusnya cukup kaya untuk dapat menutupi kerugian akibat kegagalan tersebut.
Perlu diingat walaupun ada kolerasi yang tinggi antara kekayaan dan keinovatifan. Tetapi faktor-faktor ekonomi tidak memberi penjelasan yang lengkap mengenai perilaku inofvatif. Ini berarti bahwa walaupun para inovatif itu cenderung terdiri dari orang kaya, tetapi banyak petani kaya yang bukan inovator.
Ciri kepribadian
Dibandingkan dengan adopter yang lebih lambat, anggota sistem yang lebih inovatif itu :
  1. Memiliki empathi yang lebih besar. Empathi adalah kemampuan seseorang untuk memproyeksikan dirinya ke dalam peranan orang lain. Kemampuan ini biasanya ditunjang dengan kemampuan untuk berpikir abstrak, berdaya khayal dan mengambil peranan orang lain agar dapat berkomunikasi secara efektif dengan mereka. Kemampuan seperti ini merupakan prasyarat bagi inovator.
  2. Kurang dogmatis. Dogmatis adalah suatu variabel yang menunjukan sistem kepercayaan yang relatif tertutup yang pengaruhnya sangat kuat terhadap kepribadian seseorang. Orang yang sangat dogmatis tidaka akan membuka diri pada ide-ide baru.
  3. Mempunyai kemampuan abstraksi lebih besar, karena ide baru itu biasanya pertama kali diperkenalkan dalam bentuk rangsangan yang abstrak, misalnya melalui media massa.
  4. Mempunyai rasionalitas yang lebih besar, karena itu merupakan cara yang paling efektf untuk mencapai suatu tujuan teretntu.
  5. Lebih tinggi intelegensinya.
  6. Memiliki sikap lebih berkenan terhadap perubahan.
  7. Memiliki sikap mau mengambil resiko.
  8. Memiliki sikap yang lebih berkenan terhadap pendidikan dan ilmu pengetahuan.
  9. Kurang percaya pada nasib, artinya tidak menyerah begitu saja pada nasib, fatalisme. Pasrah pada nasib berarti seseorang melihat tidak ada daya sama sekali untuk mengontrol mengarahkan masa depan, sehingga orang yang pasrah pada nasib juga akan tidak percaya pada inovasi. Misalnya bagaimana seorang agen pembaru dapat meyakinkan klien untuk dapat mengadopsi inovasi yang akan mengontrol besarnya keluarga dan menjadikan mereka lebih sehat dan lebih tinggi taraf hidupnya jika para klien itu percaya bahwa masa depan itu sepenuhnya ditentukan oleh nasib ?
  10. Motivasinya untuk meningkatkan taraf hidup lebih tinggi.
  11. Aspiranya terhadap pendidikan, pekerjaan dsb, lebih tinggi.
Ciri Komunikasi
Dalam perilaku komunikasi, jika dibandingakan dengan adopter yang lebih lambat maka anggota masyarakat yang lebih inovatif itu :
  1. Partisipasi sosialnya lebih tinggi.
  2. Lebih sering mangdakan komunikasi interpersonal dengan anggota sistem lainnya.
  3. Lebih sering mengadakan hubungan dengan orang asing kelompok acuan mereka kebanyakan orang di luar sistem.
  4. Lebih sering mengadakan hubungan dengan agen pembaru.
  5. Lebih sering bertatap dengan meda massa.
  6. Mencari lebih banyak informasi mengenai inovasi, karena itu pengetahuannya terhadap inovasi lebih sempurna.
  7. Lebih tinggi tingkat kepemimpinannya, terutama pada sistem sosial yang normanya modern.
  8. Menjadi anggota sistem yang bernorma lebih modern, dengan sistem yang lebih terpadu.
Dengan mengetahui ciri-ciri karakteristik itu, kelihatan adanya perbedaan penting antara anggota sistem yang lebih inovatif dengan mereka yang kurang inovatif. Dengan pengetahuan itu agen pembaru dapat menyusun strategi yang agak berbeda dalam mengadakan pembaruan bagi masing-masing kelompok adopter. Misalnya, terhadap orang-orang yang tergolong inovatif para agen pembaru barangkali cukup menunjukan bahwa inovasi itu telah diuji dan dikembangkan oleh seorang ilmuan yang terpercaya. Tetapi pendekatan seperti ini tidak akan efektif jika diterapkan pada golongan laggard.
Sekian artikel tentang ciri-ciri anggota sistem yang lebih inovatif dibandingkan dengan para adopter yang lambat menerima inovasi. Sampai jumpa dan selalu ikuti kami di http://www.sistempengetahuansosial.com/.
Sumber Referensi :
Hawkins, HS dan A.W Van Den Ban.2012. penyuluhan pertanian. yogyakarta: kanisus
Mardikanto, Totok.2009.Sistem Penyuluhan Pertanian. Surakarta:LPP UNS
Soekartawi.2005.prinsip dasar komunikasipertanian.jakarta:universitas indonesia

Advertisemen

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

© Copyright 2017 Gudang Pengetahuan dan Wawasan