-->

Pengertian Tekstur Tanah dan Penjelasannya

Advertisemen

Pengertian Tekstur Tanah dan Penjelasannya

Salam jumpa sahabat Sistem Pengetahuan Sosial., Pada kesempatan ini tim Sistem Pengetahuan Sosial membagikan postingan tentang pengertian tekstur tanah dan penjelasannya. Semoga dapat memberikan manfaat untuk para sahabat. Selamat Belajar...>>>
Tanah itu merupakan suatu sistem mekanik yang kompleks terdiri dari tiga fase yakni bahan-bahan padat, cair, dan gas. Fase padat yang hampir menempati 50% volume tanah sebagian besar terdiri dari bahan mineral dan sebagian lainnya bahan organik. Yang terakhir ini dijumpai dalam jumlah yang besar pada tanah organik (organosol).
Ditinjau dari segi fisika, tanah mineral adalah campuran dari butir-butir organik, rapuh bahan organik, udara dan air. Pecahan mineral yang lebih besar biasanya terdapat di dalamnya dan dilandasi seluruhnya oleh koloid dan bahan lain yang sudah menjadi halus. Kadang butir-butir mineral yang lebih besar menguasai dan menjadikan tanah berkerikil atau berpasir. Bahan organik berperan sebagai zat perekat untuk meningkatkan butir-butir individual membentuk kelompok atau agregat.
Sifat penting fisika tanah yaitu tekstur tanah dan struktur tanah. Tekstur tanah tertuju pada butir-butir mineral terutama pada perbandingan mineral relatif berbagai golongan dari tanah tertentu. Tidak kurang pentingnya adalah struktur tanah yaitu masalah tersusunnya butir-butir tanah dalam golongan dan agregat. Kedua sifat itu bersama-sama menentukan tidak hanya kemampuan memberikan unsur hara oleh butiran tanah, akan tetapi juga memberikan udara dan air yang penting untuk kehidupan tanaman.
Tekstur tanah untuk kelompok pasir mencakup semua tanah yang terdiri dari 70 % atau lebih berat fraksi pasirnya. Untuk kelompok tanah berlempeng, sekurang-kurangnya mengandung fraksi liat 7 % - 27 %, sedangkan kurangnya 35 % liat.
Berdasarkan uraian di atas maka pengamatan mengenai tekstur tanah perlu dilakukan untuk mengetahui dan melihat perbedaan sifat tekstur pada beberapa jenis tanah dan untuk mengetahui perbandingan antara fraksi pasir, debu dan liat lapisan I pada jenis tanah tertentu.
Tekstur tanah menunjukkan komposisi partikel penyusun tanah (separate) yang dinyatakan sebagai perbandingan proporsi (%) relatif antara fraksi pasir (sand) berdiameter 2,00 - 0,20 mm atau 2000 - 200 |im, debu (silt) berdiameter 0,20 - 0,002 mm atau 200 - 2 |im, dan liat (clay) berdiameter < 2 |im. Bagian tanah yang berukuran lebih dari 2 mm disebut fragmen batuan (rock fragment) atau bahan kasar (kerikil sampai batu). Sedangkan bahan tanah yang lebih halus ( < 2 mm ) disebut fraksi tanah halus (fine earth fraction). (Ali, 2005).
Pengertian Tekstur tanah adalah sifat halus atau kasarnya butiran tanah. Kasar atau halusnya tanah ditentukan oleh perimbangan antara pasir, debu, dan liat yang terdapat didalam tanah. Tekstur tanah juga memberikan pengertian persentase relatif dari ketiga unsur batuan yaitu: pasir, geluh, dan lempung. (Prawirohatono, 1991).
Tekstur tanah menggambarkan perbandingan relatif pasir, debu, dan liat. Perbandingan antara ketiga fraksi tersebut menentukan kekasaran dan kehalusan suatu tanah. Untuk kepentingan pertanian, maka tanah yang ideal yaitu tanah yang mempunyai perbandingan yang kompoisional diantara ketiga fraksi
Pengertian Tekstur tanah merupakan salah satu sifat tanah yang mempengaruhi kepekaan tanah terhadap erosi dimana tanah dengan tekstur kasar seperti pasir adalah tahan terhadap erosi, kerena butir-butir yang besar (kasar) tersebut memerlukan lebih banyak tenaga untuk mengangkut. Tekstur halus seperti liat, tahan terhadap erosi karena daya rekat yang kuat sehingga gumpalannya sukar dihancurkan. Tekstur tanah yang paling peka terhadap erosi adalah debu yang pasir sangat halus. Oleh karena itu makin tinggi kandungan debu dalam tanah, maka tanah menjadi peka terhadap erosi.
Pengertian Tekstur Tanah dan Penjelasannya
Ukuran relatif partikel tanah dinyatakan dalam istilah tekstur, yang mengacu pada kehalusan atau kekasaran tanah. Lebih khasnya, tekstur adalah perbandingan relatif pasir, debu, dan tanah liat. Laju dan berapa jauh berbagai reaksi fisika dan kimia penting dalam pertumbuhan tanaman diatur oleh tekstur karena tekstur ini menentukan jumlah permukaan tempat terjadinya reaksi (Foth, 1994).
Makin kecil ukuran separat (tanah) berarti makin banyak jumlah dan makin luas permukaannya per satuan bobot tanah, yang menunjukkan makin padatnya partikel-partikel per satuan volume tanah. Hal ini berarti makin banyak ukuran pori mikro yang terbentuk, sebaliknya jika ukuran separate makin besar, berarti makin sedikit jumlah dan makin sempit luas permukaannya. (Ali, 2005).
Tanah yang didominasi pasir akan mempunyai banyak pori-pori makro (besar) disebut lebih poreus, tanah yang didominasi debu akan banyak mempunyai pori-pori meso (sedang) agak poreus, sedangkan yang didominasi liat akan banyak mempunyai pori-pori mikro (kecil) atau tidak poreus. Hal ini berbanding terbalik dengan luas permukaan yang terbentuk, luas permukaan mencerminkan luas situs yang dapat bersentuhan denga air, energi, atau bahan lain. Sehingga makin dominan fraksi pasir akan makin kecil daya menahan tanah terhadap ketiga material ini. (Ali, 2005).
  • Makin poreus tanah akan makin mudah akar untuk berpenetrasi, serta makin mudah air dan udara untuk bersirkulasi (drainase dan aerasi baik, air dan udara banyak tersedia bagi tanaman), tetapi makin mudah pula air untuk hilang dari tanah.
  • Makin tidak poreus tanah akan makin sulit akar untuk berpenetrasi, serta makin sulit air dan udara untuk bersirkulasi (drainase dan aerasi buruk, air dan udara sedikit tersedia), tetapi air yang ada tidak mudah hilang dari tanah.
  • Oleh karena itu, maka tanah yang baik, dicerminkan oleh komposisi ideal dari kedua kondisi ini, sehingga tanah bertekstur debu dan lempung akan mempunyai ketersediaan yang optimum bagi tanaman, namun dari segi nutrisi tanah lempung lebih baik dari tanah bertekstur debu. (Ali, 2005).
Menurut Hardjowigeno (2007) tanah dikelompokkan ke dalam beberapa macam kelas tekstur sebagai berikut :
  1. Kasar : (a) Pasir, (b)Pasir berlempung
  2. Agak kasar : (a) Lempung berpasir, (b) Lempung berpasir halus
  3. Sedang : (a) Lempung berpasir sangat halus, (b) Lempung, (c) Lempung berdebu, (d) Debu
  4. Agak halus : (a) Lempung liat, (b) Lempung liat berpasir, (c) Lempung liat berdebu
  5. Halus : (a) Liat berpasir, (b) Liat berdebu, (c) Liat
Menurut Ali (2005), di lapangan, tektsur tanah dapat ditetapkan berdasarkan kepekaan indra perasa (kulit jari jempol dan telunjuk) yang membutuhkan pengalaman dan kemahiran. Makin peka indra perasa ini, hasil penetapannya akan makin mendekati kebenaran atau makin identik dengan hasil penetapan di laboratorium. Cara seperti ini disebut metode rasa, dilakukan dengan cara mengambil sebongkah tanah kira-kira 10 g, pecahkan perlahan, basahi dengan air secukupnya lalu pijit di antara jari jempol dan telunjuk. Geser-geserkan jari telunjuk sambil merasai derajat kekasaran, kelicinan, dan kelengketan partikel-partikel tanah.
  1. Terasa kasar, tanpa rasa licin dan tanpa rasa lengket, serta tidak bisa membentuk gulungan atau lempengan kontinu, maka berarti tanah bertekstur pasir.
  2. Partikel tanah terasa halus, lengket dan dapat dibuat gulungan atau lempengan kontinu, maka berarti tanah bertekstur liat.
  3. Tanah bertekstur debu akan mempunyai partikel-partikel yang terasa agak halus dan licin tetapi tidak lengket, serta gulungan atau lempengan yang terbentuk rapuh atau mudah hancur.
  4. Tanah bertekstur lempung akan mempunyai partikel-partikel yang mempunyai rasa ketiganya secara proporsional, apabila yang terasa lebih dominan adalah sifat pasir, maka berarti tanah bertekstur lempung berpasir, dan seterusnya.
Menurut Hardjowigeno (2007), berikut tekstur tanah secara spesifik :
  1. Pasir : rasa kasar sangat jelas. Tidak melekat. Tidak dapat dbentuk bola dan gulungan.
  2. Pasir berlempung    : rasa kasar jelas. Sedikit sekali melekat. Dapat dibentuk bola yang mudah sekali hancur.
  3. Lempung bepasir : rasa kasar agak jelas. Agak melekat. Dapat dibuat bola yang mudah sekali hancur.
  4. Lempung : rasa tidak kasar dan tidak licin. Agak melekat. Dapat dibentuk bola agak teguh, dapat sedikit dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat.
  5. Lempung berdebu : rasa licin. Agak melekat. Dapat dibentuk bola agak teguh, dapat dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat.
  6. Debu : rasa licin sekali. Agak melekat. Dapat dibentuk bola teguh, dapat dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat.
  7. Lempung berliat : rasa agak licin. Agak melekat. Dapat dibentuk bola agak teguh, dapat dibentuk gulungan yang agak mudah hancur.
  8. Lempung liat berpasir : rasa halus dengan sedikit bagian agak kasar. Agak melekat. Dapat dibentuk bola agak teguh, dapat dibentuk gulungan mudah hancur.
  9. Lempung liat berdebu : rasa halus agak licin. Melekat. Dapat dibentuk bola teguh, gulungan mengkilat.
  10. Liat berpasir : rasa halus, berat, tetapi terasa sedikit kasar. Melekat. Dapat dibentuk bola teguh, mudah digulung.
  11. Liat berdebu : rasa halus, berat, agak licin. Sangat lekat. Dapat dibentuk bola teguh, mudah digulung.
  12. Liat : rasa berat, halus. Sangat lekat. Dapat dibentuk bola dengan baik, mudah digulung.
Telah diketahui bahwa pasir dan debu berasal dari pecahnya butir-butir mineral tanah yang ukurannya berbeda-beda dari satu jenis tanah dengan jenis tanah yang lain. Luas permukaan debu jauh lebih besar dari luas permukaan pasir per gram. Tingkat pelapukan debu dan pembebasan unsur-unsur hara untuk diserap akar lebih besar daripada pasir. Partikel-partikel debu terasa licin sebagai tepung (powder) dan kurang melekat. Tanah-tanah yang memiliki kemampuan besar dalam memegang air adalah fraksi liat. Sedangkan tanah-tanah yang mengandung debu yang tinggi dapat memegang air tersedia untuk tanaman. Fraksi liat pada kebanyakan tanah terdiri dari mineral-mineral yang berbeda-beda komposisi kimianya dan sifat-sifat lainnya dibandingkan dengan pasir dan debu. (Hakim, dkk. 1986).
Demikian artikel tentang pengertian tekstur tanah dan penjelasannya. Semoga dapat berguna dan bermanfaat untuk para sahabat sistem pengetahuan sosial. Semangat Belajar dan selalu ikuti kami di http://www.sistempengetahuansosial.com/.
Sumber Referensi :
Ali Hanafiah, Kemas. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta : CV RajaGrafindo Persada.
Foth, H.D. 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada Press.
Hakim, N., M. Yusuf Nyakpa, A. M. Lubis, dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Lampung : Universitas Lampung.
Hardjowigeno, H. Sarwono. 2007. Ilmu Tanah. Jakarta : CV Akademika Pressindo.
Prawirohatono, 1991. Batuan Pembentuk Tanah. Jakarta : CV Rajawali.

Advertisemen

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

© Copyright 2017 Gudang Pengetahuan dan Wawasan