Advertisemen
Penjelasan Tentang Adopter Dalam Sistem Sosial
Assalamu Alaikum Warahmatullah., Salam jumpa sahabat Sistem Pengetahuan Sosial. Kali ini akan dibahas mengenai apa itu adopter atau penerima inovasi dalam sistem sosial. pembahasan adopter yaitu kategori adopter dan tipe ideal dari masing-masing kelompok adopter. Baiklah berikut penjelasan bagaimana itu adopter dalam sistem sosial. Selamat belajar...>>>
Pengertian Adopter adalah penerima inovasi dalam suatu sistem sosial, yang tersebar melalui anggota-anggota dari sistem sosial itu sendiri. Inovasi dalam proses penyebarannya biasanya ada yang menerima "adopter" dan ada juga menolak.
Sistem sosial terdiri dari komponen-komponen yang satu sama lain saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Setiap komponen sistem sosial memainkan peranan dan fungsi tertentu, sehingga menghasilkan gerakan dalam keseluruhan sistem sosial.
Seperti telah dikemukakan, proses difusi atau proses penyebaran inovasi itu terjadi dalam sistem sosial. Inovasi itu masuk ke masyarakat, diterima oleh seluruh atau sebagian besar anggota sistem sosial, atau inovasi itu gagal tersebar, pada awalnya adalah karena usaha agen pembaru yang melalui saluran komunikasi tertentu menghubungi anggota sistem sosial untuk menawarkan dan mengajak mereka mengadopsi inovasi itu diterima oleh sebagian besar anggota masyarakat, disana ada pemuka pendapat yang sering kali bertindak sebagai pemegang kunci pintu atau penyaring terhadap inovasi-inovasi yang akan tersebar ke dalam sistem sosial. Inovasi itu sudah masuk dan diterima oleh anggota sistem sosial, dia akan mempengaruhi struktur sosial sistem itu, dan bahkan mungkin merombaknya. Akan tetapi struktur sosial itu sendiri bisa menjadi perintang masuknya ide baru ke dalam sistem sosial.
Seperti telah dikemukakan, proses difusi atau proses penyebaran inovasi itu terjadi dalam sistem sosial. Inovasi itu masuk ke masyarakat, diterima oleh seluruh atau sebagian besar anggota sistem sosial, atau inovasi itu gagal tersebar, pada awalnya adalah karena usaha agen pembaru yang melalui saluran komunikasi tertentu menghubungi anggota sistem sosial untuk menawarkan dan mengajak mereka mengadopsi inovasi itu diterima oleh sebagian besar anggota masyarakat, disana ada pemuka pendapat yang sering kali bertindak sebagai pemegang kunci pintu atau penyaring terhadap inovasi-inovasi yang akan tersebar ke dalam sistem sosial. Inovasi itu sudah masuk dan diterima oleh anggota sistem sosial, dia akan mempengaruhi struktur sosial sistem itu, dan bahkan mungkin merombaknya. Akan tetapi struktur sosial itu sendiri bisa menjadi perintang masuknya ide baru ke dalam sistem sosial.
Anggota Sistem Sosial Sebagai Penerima Inovasi "Adopter"
Orang-orang yang berada dalam sistem sosial itu walaupun mereka merupakan satu kesatuan namun mereka itu pada dasarnya berbeda-beda dalam tanggapan dan penerimaannya terhadap ide-ide baru. Ada anggota sistem sosial yang cepat mengetahui akan adanya inovasi dan lebih awal menerimanya dan ada pula yang begitu terlambat. Bagi seorang yang sedang berusaha untuk memasyarakatkan suatu ide baru, ingin menyebarkan inovasi ke dalam suatu sistem sosial, merupakan suatu keuntungan jika ia dapat mengolong-golongkan anggota sistem sosial itu, mana yang penerima lebih awal dan mana yang penerima lebih akhir dan bisa mengenali ciri-ciri dari setiap golongan penerima inovasi itu. Dengan pengetahuan yang seperti itu, mungkin akan sedikit memudahkannya dalam mengatur strategi penyebaran ide baru secara lebih efektif dan efisien.
Kategori adopter
Pembagian anggota sistem sosial ke dalam kelompok-kelompok adopter (penerima inovasi) berdasarkan tingkat keinovatifannya yakni lebih awal atau lebih akhirnya seseorang mengadopsi inovasi dibandingkan dengan anggota sistem sosial lainnya, sudah banyak dilakukan peneliti. Tetapi belum ada kategori/pembagian adopter yang terstandar. Hal ini terbukti dengan banyaknya macam kategori adopter yang barangkali sebanyak jumlah peneliti difusi itu sendiri. Diantara para peniliti belum juga tercapai kesepakatan mengenai rumusan istilah untuk masing-masing kategori, sehingga kita dapati berbagai sebutan yang berbeda-beda terhadap orang yang paling inovatif, begitu pula dengan sebutan terhadap orang yang kurang inovatif. Untungnya beberapa tahun yang lalu muncul suatu cara penggolongan penerima inovasi yang cukup mantap, yakni kategorisasi berdasarkan kurva adopsi.
Seorang peneliti yang berusaha mengadakan standarisasi kategori adopter menghadapai 3 masalah : (1) penentuan jumlah kategori yang perlu dikonsepsualisasikan. (2) menentukan porsi anggota sistem sosial yang termasuk dalam setiap kategori, dan (3) menentukan metode, statistik atau lainnya untuk menentukan kategori itu. Mengenai ukuran untuk pengkategorian adopter sepertinya tidak ada masalah lagi, yakni keinovatifan. Keinovatifan adalah dimensi “relatif” dimana seseorang bisa lebih dulu atau awal dari pada anggota sistem sosial lainnya. Keinovatifan adalah variabel kontinu, dan kami memisahkannya dalam kategori diskrit hanyalah untuk suatu tujuan konsepsual, sebagaimana halnya kalau kita membagi kontinum status sosial menjadi tinggi menengah dan rendah.
Tipe ideal masing-masing kelompok adopter
Tipe ideal adalah konsepsualisasi yang didasarkan pada observasi kenyataan dan dirancang untuk memungkinkan membuat perbandingan. Fungsi tipe ideal adalah untuk dijadikan pedoman bagi usaha penelitian dan merupakan kerangka bagi sistem penemuan-penemuan penelitian.
Sekarang akan kami sajikan gambaran pokok mengenai ciri ideal dan nilai-nilai subkultur dari masing-masing kelompok adopter.
Inovator (petualang)
Petualangan selalu menggoda hati para inovator. Mereka gemar sekali mencoba setiap gagasan baru. Minat yang demikian ini mendorong mereka untuk mencari hubungan dengan pihak-pihak luar sistem, keluar dari lingkungan teman-temannya sendiri. Persahabatan dan komunikasi antar para inovator seringkali terjadi walaupun mereka terpisah oleh jarak geografis yang jauh.
Menjadi inovator memang perlu beberapa persyaratan, anatara lain ia harus mempunyai sumber keuangan yang cukup kuat karena suatu kali mungkin mereka akan menderita kerugian akibat dari inovasi atau ide baru yang kurang ataupun bahkan sama sekali tidak menguntungkan. Selain itu ia juga harus memiliki kemampuan daya pikir yang cerdas untuk dapat menerapkan dan memahami pengetahuan tehnik yang rumit.
Nilai yang paling menonjol dari inovator adalah pemberani dan petualang. Mereka suka pada hal-hal yang menyerempet bahaya, berani mengambil resiko dan seringkali terburu nafsu. Karena itu inovator juga harus siap untuk menerima musibah jika salah satu ide baru yang diadopsinya ternyata tidak berhasil.
Pelopor (si tauladan)
Jika inovator lebih berorientasi ke luar sistem maka si pelopor lebih berorientasi ke dalam sistem. Dia biasanya “meneliti” lebih dulu suatu inovasi sebelum berkeputusan untuk menggunakannya. Kelompok adopter ini serigkali terdiri dari para pemuka pendapat. Anggota sistem sosial lainnya biasanya mencari si pelopor untuk meminta nasehat dan keterangan mengenai suatu inovasi yang ada. Selain itu kelompok ini juga umumnya dicari para agen pembaru atau inovator untuk dijadikan teman dalam penyebaran inovasi, tujuannya yaitu untuk mempermudah atau mempercepat proses penyebaran inovasi atau proses adopsi.
Karena para pelopor atau adopter pemula ini tingkat keinovatifannya tidak jauh berbeda dengan rata-rata anggota sistem sosial lainnya, ia sangat cocok untuk menjadi model tauladan bagi sebagian besar anggota sistem sosial. Mereka biasanya dihormati oleh teman-temannya. Mereka adalah penjelmaan keberhasilan dan kehati-hatian dalam menggunakan ide baru. Para pelopor ini tahu bahwa mereka harus menjaga kehormatannya di mata koleganya jika ia ingin posisinya dalam struktur soaial tetap dapat dipertahankan.
Pengikut dini (penuh pertimbangan)
Penganut ini menerima ide-ide baru hanya beberapa saat setelah rata-rata anggota sistem sosial. Ia banyak berinteraksi dengan anggota sistem sosial lainnya, tetapi jarang ada diantara mereka yang memegang posisi kepemimpinan. Sebelum menerima inovasi si penganut dini mungkin terlebih dulu berulangkali mempertimbangkannya. Barangkali motto yang pegang adalah “ bukan yang pertama dan bukan yang terakhir”. Mereka mengikuti dengan penuh pertimbangan dalam pengadopsian inovasi.
Pengikut akhir (skeptis)
Golongan pengikut akhir ini mengadopsi ide baru setelah rata-rata anggota sistem sosial menerimanya. Pengadopsian itu terjadi mungkin karena kepentingan ekonomi atau mungkin karena bertambah kuatnya tekanan sosial. Setiap inovasi mereka dekati dengan sikap skeptis dan hati-hati, dan kelompok ini biasanya tidak mau mengadopsi inovasi sebelum sebagian besar dari anggota masyarakat telah melakukan (telah menerapkan suatu ide baru tersebut). Ia baru percaya terhadap ide baru itu jika norma-norma sistem sosial jelas-jelas menerima inovasi itu. Bisa saja mereka itu dibujuk dan disadarkan oleh kegunaan ide baru, tetapi itu saja tidak cukup untuk mengadopsi suatu ide baru. Ia memerlukan dorongan atau tekanan-tekanan dari teman-temannya.
Si kolot (tradisional)
Si kolot adalah orang yang paling akhir mengadopsi suatu inovasi. Hampir tidak ada diantara mereka ini yang menjadi pemuka pendapat. Mereka ini adalah yang paling sempit pandangan wawasannya diantara semua kelompok adopter, banyak diantaranya hampir terasing. Referensi bagi kelompok laggard adalah masa lalu. Orang yang semacam ini biasanya berhubungan dengan orang-orang yang mempunyai nilai tradisional. Ketika akhirnya si kolot ini mengadopsi suatu inovasi, ia sudah jauh tertinggal dari teman-temannya yang telah lebih dulu menerima. Ketidak lancaran mereka dalam mengadopsi inovasi adalah karena mereka itu tidak memahami ide-ide baru.
Pandangan mereka jauh dari dunia modern yang cepat berubah. Sementara orang-orang dalam sistem sosial melihat jalan ke arah kemajuan, perhatian si kolot hanya bertumpuh pada masa lalu.
Sekianlah penjelasan mengenai apa itu adopter, kategori adopter dan tipe ideal dari masing-masing kelompok adopter. Semoga dapat memberikan manfaat untuk sahabat-sahabat sistem pengetahuan sosial. Okey Salam Belajar, sampai jumpa dan selalu ikuti artikel-artikel kami di http://www.sistempengetahuansosial.com/.
Advertisemen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar