Advertisemen
TAHUKAH KAWAN APA DEFINISI TOKOH MASYARAKAT?
Kali ini di Sistem Pengetahuan Sosial akan dijelaskan definisi tokoh masyarakat, mengenali tokoh masyarakat, ciri-ciri tokoh masyarakat, pemuka masyarakat. Semoga artikel ini mampu memberi manfaat bagi para pembaca. Selamat Belajar...>>>
Di dalam masyarakat biasanya ada orang-orang tertentu yang menjadi tempat bertanya dan tempat meminta nasehat anggota masyarakat lainnya mengenai urusan-urusan tertentu itulah yang biasa disebut dengan istilah tokoh masyarakat. Mereka ini sering kali memiliki kemampuan untuk memepengaruhi orang lain untuk bertindak dalam cara-cara tertentu. Mungkin tokoh masyarakat itu menduduki jabatan formal, tetapi pengaruh itu berpengaruh secara informal, pengaruh itu tumbuh bukan karena ditunjang oleh kekuatan atau birokrasi formal. Jadi kepemimpinan mereka itu tidak diperoleh karena jabatan resminya, melainkan karena kemampuan dan hubungan antar pribadi mereka dengan anggota masyarakat.
Para tokoh masyarakat ini memegang peran penting dalam proses penyebaran inovasi. Tetapi kita perlu ingat bahwa ada tokoh masyarakat yang “hangat” dan ada yang “dingin” terhadap inovasi. Mereka dapat mempercepat proses difusi, tetapi biasa pula mereka yang menghalangi dan menghancurkannya. Karena itu agen pembaru harus menaruh perhatian khusus kepada tokoh masyarakat dalam sistem sosial yang menjadi kliennya.kalau ia mendapat bantuan maka boleh diharapkan tugasnya akan berjalan lancar. Tetapi jika agen pembaru tidak berhati-hati dan terbentur dengan tokoh masyarakat, maka ia harus bersiap menerima kegagalan atau setidak-tidaknya mendapat kesulitan dalam melaksanakan tugas.
Mengenali Tokoh Masyarakat Setempat
Untuk mengetahui tokoh yang ada di dalam masyarakat ada beberapa teknik yang bisa dilakukan diantaranya :
1. Teknik Sosiometri
Teknik ini dapat di lakukan dengan menanya kepada anggota masyarakat kepada siapa mereka meminta nasehat atau mencari informasi mengenai masalah-masalah kemasyarakatan yang mereka hadapi. Pemimpin dalam hal ini adalah mereka-mereka yang banyak di sebut oleh responden. Teknik sosiometri ini adalah alat pengukur yang paling valid untuk menetukan siapa-siapa pemimpin di dalam suatu masyarakat "tokoh masyarakat" sesuai dengan pandangan para pengikutnya. Akan tetapi teknik ini sulit dilakukan jika sistem sosial yang di maksudkan populasinya cukup besar.
2. Teknik Informan’s Rating
Dalam menggunakan teknik ini, pada prinsipnya sama dengan sosiometri. Tetapi yang ditanyakan bukan anggota masyarakat, melainkan orang yang dianggap narasumber di sana yang dianggap mengenal dengan baik situasi sistem sosial. Kepada narasumber ini ditanya, siapakah menurut pendapatnya yang di anggap pemimpin dan siapa yang oleh pendapat umum di pandang pemimpin masyarakat "tokoh masyarakat". Dalam menggunakan teknik ini kita harus memilih narasumber yang betul-betul mengenal masyarakat yang kita maksud.
3. Teknik Self Designating
Dalam teknik ini kepada setiap responden diajukan serangkaian pertanyaan untuk menentukan seberapa jauh ia menganggap dirinya sebagai pemimpin dalam masyarakatnya. Pertanyaan yang khas yang biasa ditanyakan adalah “ menurut pendapat saudara, selain kepada pemuka pendapat, pada siapakah masyarakat meminta informasi atau nasehat? Atau “siapakah pemimpin anda, apakah anda juga memimpin?”. Teknik ini bergantung pada keakuratan responden dalam pengenalan dirinya sendiri dan pengutaraan khayal pribadi mereka. Pengukuran kepemimpinan pendapat seperti ini tepat sekali jika di lakukan dengan wawancara terhadap suatu random dalam suatu sistem sosial.
Ciri-Ciri Tokoh Masyarakat
Tokoh masyarakat memiliki hubungan sosial lebih luas dari pada pengikutnya. Mereka lebih sering bertatap dengan media massa, lebih sering mengadakan perjalanan keluar dan lebih kerap berhubungan dengan agen pembaru. Tokoh masyarakat agaknya perlu memiliki pengetahuan dan keahlian tertentu orang kebanyakan, terutama pengikutnya. Salah satu cara untuk memperoleh pengetahuan dan keahlian adalah dengan cara membuka pintu untuk ide-ide baru, dan pintu masuk itu adalah hubungan dengan dunia luar.
Tokoh masyarakat tidak menyimpan pengetahuan dan keahliannya itu untuk dirinya sendiri, melainkan berusaha untuk menyebarkan kepada orang lain; mereka menjadi tumpuan bertanya dan meminta nasihat. Untuk dapat melaksanakan fungsinya itu ia harus dekat warga masyarakat, ia harus diterima oleh pengikutnya. Maka dari itu para pemimpin "tokoh masyarakat" aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial, dalam pertemuan-pertemuan, diskusi-diskusi dan komunikasi komunikasi tatap muka lainnya. Dalam forum-forum seperti itulah gagasan-gagasan baru itu dikomunikasikan.
Tokoh masyarakat tidak menyimpan pengetahuan dan keahliannya itu untuk dirinya sendiri, melainkan berusaha untuk menyebarkan kepada orang lain; mereka menjadi tumpuan bertanya dan meminta nasihat. Untuk dapat melaksanakan fungsinya itu ia harus dekat warga masyarakat, ia harus diterima oleh pengikutnya. Maka dari itu para pemimpin "tokoh masyarakat" aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial, dalam pertemuan-pertemuan, diskusi-diskusi dan komunikasi komunikasi tatap muka lainnya. Dalam forum-forum seperti itulah gagasan-gagasan baru itu dikomunikasikan.
Dapat diharapkan bahwa para pengikut mencari pemimpin "tokoh masyarakat" yang agak tinggi status sosialnya daripada dirinya sendiri, dan memang rata-rata tokoh masyarakat itu lebih tinggi status sosialnya. Sehubungan dengan tersebarnya inovasi, Tarde menyatakan : “suatu penemuan bisa saja timbul dari lapisan masyarakat paling bawah, tetapi eksistensinya tergantung pada campur tangan lapisan sosial yang terpanjang”.
Pemuka pendapat dikenal oleh teman-temannya sebagai ahli yang berkompeten dalam hal inovasi, mungkin karena mereka telah menerima ide-ide baru sebelum orang lain. Mereka lebih inovatif dibanding orang kebanyakan. Akan tetapi penemuan-penemuan riset tidak menunjukkan bahwa pemuka pendapat itu pasti inovator. Ada kalanya mereka itu merupakan orang-orang yang pertama kali mengadopsi inovasi, tetapi seringkali termasuk dalam kelompok “pelopor” dari kategori adopter.
Keinovatifan, Kepemimpinan pendapat dan Norma-norma sistem.
Pemuka pendapat itu memperoleh posisi mereka sebagai pemimpin informal adalah karena mereka sebagai pemimpin informal adalah karena mereka itu menghargai dan menjaga norma-norma sistem mereka. Mereka selalu menyelaraskan diri dengan norma-norma sistem, dan karena itu tokoh masyarakat itu menjadi model norma yang nyata bagi pengikunya. Pemuka pendapat itu bisa menjadi orang paling selaras dengan norma-norma sistem dan sekaligus pemimpin dalam pengadopsian ide-ide baru yang biasanya bertentangan dengan norma-norma sistem itu sendiri. Dalam sistem yang normanya tradisional , pemuka pendapat disana biasanya bukan inovator; para inovator dalam sistem yang demikian seringkali dicurigai dan sering tidak dihormati oleh anggota sistem yang tradisional . sedangkan didalam sistem sosial yang normanya modern, pemuka pendapat lebih inovatif dibanding dengan para pengikutnya.
Sehubungan dengan hal ini ada yang perlu diperhatikan agen pembaru dalam usaha mereka melancarkan pembaruan di masyarakat. Memang dianjurkan agar agen pembaru bekerja sama dengan tokoh masyarakat. Tetapi sering terjadi kesalahan, mereka biasanya pemilih pemuka yang terlalu inovatif. Jika pemuka masyarakat "tokoh masyarakat" itu terlalu inovatif dari sebagian besar klien, heterofili (yang berakibat komunikasi yang kurang efektif) yang semula hanya ada antara agen pembaru dengan warga masyarakat, kini terjadi pula antara pemuka pendapat dan pengikutnya. Yang demikian ini sering terjadi di masyarakat yang normanya tradisional, dimana jarang terdapat pemuka pendapat "tokoh masyarakat" yang inovator; pemuka pendapat yang inovator itu terlalu berorientasi pada perubahan sehingga tidak cocok sebagai model ideal bagi para pengikut.
Karena itu dalam bekerja sama dan membina pemuka pendapat, agen pembaru harus berhati-hati jangan sampai mereka itu menjadi terlalu inovatif. Jika demikian yang terjadi, maka pemuka pendapat yang semula diharapkan menjadi jembatan untuk menuju klien menjadi terputus. Suatu ilustrasi mengenai hal ini kita peroleh dari hasil penyelidikan di Pakistan Timur, dimana para pemuka desa dikirim di Pusat Latihan Kerja selama beberapa minggu untuk memperoleh beberapa inovasi dibidang pertanian. Pemuka desa itu kedian pulang ke kampung mereka dan menceritakan ide-ide baru itu kepada teman-teman mereka. Ketika mereka bekerja dibawah yang berlumpur, para pemuka yang sudah dilatih ini biasanya mengenakan lingis (sejenis pakaian kerja) dengan potongan bagian bawahnya sampai ke paha seperti celana pendek. Orang yang bukan petani, misalnya para agen pembaru yang ada di Pusat Latihan Kerja, mengenakan lingis panjang sampai ke mata kaki yang sekaligus itu merupakan simbol kemoderenan mereka. Setelah selesai latihan, pemuka tani Pakistan itu mulai mengenakan lungis mereka lebih panjang (ke bawah) dan lebih panjang dari pada sebelumnya, meniru pakaian agen pembaru. Tetapi ketika lungis para pemuka tani tadi merosot sampai ke mata kaki panjangnya, mereka mulai ditinggalkan para pengikutnya, dijauhi teman-temannya. Para petani desa itu merasa para pemimpin mereka itu telah menjadi terlalu maju, terlalu menyerupai agen pembaru, sehingga kesetiaan mereka berpindah ke kelompok pemimpin yang baru.
Ini merupakan peringatan bagi agen pembaru agar dalam membina pemuka pendapat dengan siapa mereka bekerja sama jangan sampai terlalu inovatif, karena pemuka pendapat dalam suatu sistem sosial yang tradisional yang terlalu inovatif tidak saja ia kehilangan pengikutnya bahkan mungkin terjadi oposisi terhadapnya. Tetapi jika norma-norma suatu sistem berubah sedangkan pemuka pendapat itu tetap (tidak mengikuti perubahan), maka ia juga akan kehilangan kepemimpinannya.
Contoh mengenai hal ini terjadi di desa yang cepat berubah menjadi modern, seperti yang dihipotesakan oleh Menzel dan Lazarsfeld (1963) “Pemuka pendapat "tokoh masyarakat" yang baru akan tampil begitu masyarakat tradisional itu bergeser menjadi modern. Jika ini terjadi (pergeseran norma), tentu masyarakat tradisional cenderung kehilangan kelebihan-kelebihan mereka dan akan digantikan oleh orang-orang yang dapat bertindak sebagai jalur ke arah dunia baru yang lebih modern”.
Studi kasus tentang menurunnya kepemimpinan pendapat di desa Pablo Viejo-Kolumbia agaknya mendukung hipotesa di atas. Sebelum ada bimbingan secara intensif dari agen pembaru pada tahu 1959, sistem sosial (desa) ini “dikuasai” oleh sekelompok pemuka tradisional. Ketika para pekerja penyuluh mulai bekerja disana, mereka ditentang oleh para pemimpin ini. Karena itu mereka memusatkan perhatiannya pada kelompok baru yang terdiri dari para pemuda, sehingga muncullah pemimpin baru, Miguel Gomes bertindak sebagai kepala Koperasi Desa, yang diorganisir oleh pekerja penyuluh. Miguel disukai oleh sebagian besar teman-teman petaninya di desa (data yang ada menunjukkan ia menempati presentasi pemilihan tertinggi dalam sosimetrik kepemimpinan) dan ia bertindak sebagai penghubung yang efektif antara agen pembaru dan penduduk. Ladangnya terletak ditengah persimpangan dimana para petani biasanya lewat. Kemampuan mendekati masyarakat secara sosial dan fisik ini memperkuat posisinya dalam mempengaruhi orang lain.
Melalui usaha yang dilakukan Miguel dan agen pembaru, di desa itu telah dibangun jalan baru, dipasang sistem saluran air, dan dikembang toko koperasi. Masyarakat menerima inovasi-inovasi pertanian dan kesehatan.
Kekuasaan relative para pemimpin yang lebih tua dan tradisional sedikit demi sedikit memudar menghadapi keberhasilan Miguel, sehingga pada tahun 1963 pemuka tradisional itu hanya punya beberapa pengikut saja. Muncul dan tenggelamnya pemimpin ini menunjukkan bahwa pemuka pendapat "tokoh masyarakat" harus menyelaraskan diri dengan norma-norma sistemnya. Jika norma-norma berubah seperti di Pablo Viejo itu, kepemimpinannya akan berubah. Namun mungkin saja memodernkan pemimpin asal tetap seiring dengan norma-norma sistem, dan ini barang kali terjadi jika pegeseran norma yang terhadir di masyarakat tidak terlalu cepat.
Pemuka pendapat itu memperoleh posisi mereka sebagai pemimpin informal adalah karena mereka sebagai pemimpin informal adalah karena mereka itu menghargai dan menjaga norma-norma sistem mereka. Mereka selalu menyelaraskan diri dengan norma-norma sistem, dan karena itu tokoh masyarakat itu menjadi model norma yang nyata bagi pengikunya. Pemuka pendapat itu bisa menjadi orang paling selaras dengan norma-norma sistem dan sekaligus pemimpin dalam pengadopsian ide-ide baru yang biasanya bertentangan dengan norma-norma sistem itu sendiri. Dalam sistem yang normanya tradisional , pemuka pendapat disana biasanya bukan inovator; para inovator dalam sistem yang demikian seringkali dicurigai dan sering tidak dihormati oleh anggota sistem yang tradisional . sedangkan didalam sistem sosial yang normanya modern, pemuka pendapat lebih inovatif dibanding dengan para pengikutnya.
Sehubungan dengan hal ini ada yang perlu diperhatikan agen pembaru dalam usaha mereka melancarkan pembaruan di masyarakat. Memang dianjurkan agar agen pembaru bekerja sama dengan tokoh masyarakat. Tetapi sering terjadi kesalahan, mereka biasanya pemilih pemuka yang terlalu inovatif. Jika pemuka masyarakat "tokoh masyarakat" itu terlalu inovatif dari sebagian besar klien, heterofili (yang berakibat komunikasi yang kurang efektif) yang semula hanya ada antara agen pembaru dengan warga masyarakat, kini terjadi pula antara pemuka pendapat dan pengikutnya. Yang demikian ini sering terjadi di masyarakat yang normanya tradisional, dimana jarang terdapat pemuka pendapat "tokoh masyarakat" yang inovator; pemuka pendapat yang inovator itu terlalu berorientasi pada perubahan sehingga tidak cocok sebagai model ideal bagi para pengikut.
Karena itu dalam bekerja sama dan membina pemuka pendapat, agen pembaru harus berhati-hati jangan sampai mereka itu menjadi terlalu inovatif. Jika demikian yang terjadi, maka pemuka pendapat yang semula diharapkan menjadi jembatan untuk menuju klien menjadi terputus. Suatu ilustrasi mengenai hal ini kita peroleh dari hasil penyelidikan di Pakistan Timur, dimana para pemuka desa dikirim di Pusat Latihan Kerja selama beberapa minggu untuk memperoleh beberapa inovasi dibidang pertanian. Pemuka desa itu kedian pulang ke kampung mereka dan menceritakan ide-ide baru itu kepada teman-teman mereka. Ketika mereka bekerja dibawah yang berlumpur, para pemuka yang sudah dilatih ini biasanya mengenakan lingis (sejenis pakaian kerja) dengan potongan bagian bawahnya sampai ke paha seperti celana pendek. Orang yang bukan petani, misalnya para agen pembaru yang ada di Pusat Latihan Kerja, mengenakan lingis panjang sampai ke mata kaki yang sekaligus itu merupakan simbol kemoderenan mereka. Setelah selesai latihan, pemuka tani Pakistan itu mulai mengenakan lungis mereka lebih panjang (ke bawah) dan lebih panjang dari pada sebelumnya, meniru pakaian agen pembaru. Tetapi ketika lungis para pemuka tani tadi merosot sampai ke mata kaki panjangnya, mereka mulai ditinggalkan para pengikutnya, dijauhi teman-temannya. Para petani desa itu merasa para pemimpin mereka itu telah menjadi terlalu maju, terlalu menyerupai agen pembaru, sehingga kesetiaan mereka berpindah ke kelompok pemimpin yang baru.
Ini merupakan peringatan bagi agen pembaru agar dalam membina pemuka pendapat dengan siapa mereka bekerja sama jangan sampai terlalu inovatif, karena pemuka pendapat dalam suatu sistem sosial yang tradisional yang terlalu inovatif tidak saja ia kehilangan pengikutnya bahkan mungkin terjadi oposisi terhadapnya. Tetapi jika norma-norma suatu sistem berubah sedangkan pemuka pendapat itu tetap (tidak mengikuti perubahan), maka ia juga akan kehilangan kepemimpinannya.
Contoh mengenai hal ini terjadi di desa yang cepat berubah menjadi modern, seperti yang dihipotesakan oleh Menzel dan Lazarsfeld (1963) “Pemuka pendapat "tokoh masyarakat" yang baru akan tampil begitu masyarakat tradisional itu bergeser menjadi modern. Jika ini terjadi (pergeseran norma), tentu masyarakat tradisional cenderung kehilangan kelebihan-kelebihan mereka dan akan digantikan oleh orang-orang yang dapat bertindak sebagai jalur ke arah dunia baru yang lebih modern”.
Studi kasus tentang menurunnya kepemimpinan pendapat di desa Pablo Viejo-Kolumbia agaknya mendukung hipotesa di atas. Sebelum ada bimbingan secara intensif dari agen pembaru pada tahu 1959, sistem sosial (desa) ini “dikuasai” oleh sekelompok pemuka tradisional. Ketika para pekerja penyuluh mulai bekerja disana, mereka ditentang oleh para pemimpin ini. Karena itu mereka memusatkan perhatiannya pada kelompok baru yang terdiri dari para pemuda, sehingga muncullah pemimpin baru, Miguel Gomes bertindak sebagai kepala Koperasi Desa, yang diorganisir oleh pekerja penyuluh. Miguel disukai oleh sebagian besar teman-teman petaninya di desa (data yang ada menunjukkan ia menempati presentasi pemilihan tertinggi dalam sosimetrik kepemimpinan) dan ia bertindak sebagai penghubung yang efektif antara agen pembaru dan penduduk. Ladangnya terletak ditengah persimpangan dimana para petani biasanya lewat. Kemampuan mendekati masyarakat secara sosial dan fisik ini memperkuat posisinya dalam mempengaruhi orang lain.
Melalui usaha yang dilakukan Miguel dan agen pembaru, di desa itu telah dibangun jalan baru, dipasang sistem saluran air, dan dikembang toko koperasi. Masyarakat menerima inovasi-inovasi pertanian dan kesehatan.
Kekuasaan relative para pemimpin yang lebih tua dan tradisional sedikit demi sedikit memudar menghadapi keberhasilan Miguel, sehingga pada tahun 1963 pemuka tradisional itu hanya punya beberapa pengikut saja. Muncul dan tenggelamnya pemimpin ini menunjukkan bahwa pemuka pendapat "tokoh masyarakat" harus menyelaraskan diri dengan norma-norma sistemnya. Jika norma-norma berubah seperti di Pablo Viejo itu, kepemimpinannya akan berubah. Namun mungkin saja memodernkan pemimpin asal tetap seiring dengan norma-norma sistem, dan ini barang kali terjadi jika pegeseran norma yang terhadir di masyarakat tidak terlalu cepat.
Demikianlah artikel tentang definisi tokoh masyarakat, cara mengenal tokoh masyarakat, ciri-ciri tokoh masyarakat, pemuka masyarakat dalam adopsi-inovasi informasi dan teknologi modern. Semoga artikel ini dapat memberi kegunaan dan manfaat bagi para pembaca. Salam Belajar dan selalu ikuti kami di http://www.sistempengetahuansosial.com/
Advertisemen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar