Advertisemen
Tahukah Sahabat Pengertian Kecepatan Adopsi?
Kali ini Sistem Pengetahuan Sosial membagikan artkel tentang pengertian kecepatan adopsi inovasi dan penjelasan mengenai proses difusi inovasi dalam sistem sosial. Selamat Belajar...>>>
Pengertian Kecepatan adopsi adalah tingkat kecepatan penerimaan inovasi oleh anggota sistem sosial. Kecepatan ini biasanya diukur dengan jumlah penerima yang pengadopsi suatu ide baru dalam suatu periode waktu tertentu. Misalnya untuk penyebaran matematika modern di seluruh sekolah negeri di Amerika memerlukan waktu 5 tahun, sedangkan penyebaran Taman Kanak Kanak memerlukan waktu 25 tahun.
Telah dikatakan bahwa salah satu variable penjelas kecepatan adopsi suatu inovasi adalah sifat-sifat inovasi itu sendiri. Tetapi selain kelima sifat inovasi yang telah kami sebut itu, hal-hal lain yang dapat menjadi variable penjelas kecepatan adopsi adalah (1) tipe keputusan inovasi , (2) sifat saluran komunikasi yang dipergunakan untuk menyebarkan inovasi dalam proses keputudan inovasi, (3) ciri-ciri sistem sosial dan (4) gencarnya usaha agen pembaru dalam mempromosikan inovasi.
Tipe keputusan inovasi mempengaruhi kecepatan adopsi. Secara umum kita dapat mengharapkan bahwa inovasi yang diputuskan secara otoritas akan diadopsi lebih cepat karena orang yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan inovasi lebih sedikit. Akan tetapi jika bentuk kekuasaan itu tradisional, mungkin tempo adopsinya juga lambat. Keputusan opsional biasanya lebih cepat daripada keputusan kolektif, tetapi lebih lambat daripada keputusan otoritas. Barangkali yang paling lambat adalah tipe keputusan kontingen karena harus melibatkan dua urutan keputusan inovasi atau lebih.
Teori bahwa semakin banyak orang yang terlibat dalam proses pembuatan keputusan inovasi, semakin lambat tempo adopsinya. Jika asumsi ini benar, maka salah satu jalan untuk mempercepat tempo adopsi telah berusaha memilih unit pembuat keputusan yang lebih sedikit melibatkan orang. Misalnya yang telah dikemukakan di Amerika, jika keputusan untuk mengadopsi pemberian fluoride pada air minum kota dibuat oleh pimpinan pusat pemerintahan kota, tempo adopsi akan lebih cepat daripada jika keputusan itu dibuat secara kolektif melalui referendum.
Saluran komunikasi yakni alat yang dipergunakan untuk meyebarkan suatu inovasi mungkin juga punya pengaruh terhadap kecepatan pengadopsian inovasi. Misalnya jika saluran komunikasi interpersonalyang dipergunakan untuk menciptakan kesadaran pengetahuan (menunjukkan adanya) inovasi, seperti yang terjadi di masyarakat pedesaan yang di sana belum ada media massa, kecepatan adopsi akan lambat karena penyebaran pengetahuan tidak berjalan cepat.
Sifat inovasi dan saluran komunikasi mungkin saling berkaitan dalam mepengaruhi kecepatan adopsi inovasi. Misalnya Petrini dkk (1968) menemukan perbedaan saluran komunikasi yang dipergunakan atas dasar kerumitan inovasi, di kalangan petani Swedia. Saluran komunikasi massa seperti majalah pertanian, sangat memuaskan untuk menyebarkan inovasi-inovasi yang tidak rumit, tetapi saluran interpersonal dengan petugas penyuluh lebih tepat untuk inovasi yang dianggap lebih rumit oleh petani. Jika tidak dalam memilih dan menggunakan saluran komunikasi, misalnya saluran media massa dipergunakan untuk menyampaikan inovasi yang rumit, maka hasilnya adalah tempo pengadopsian maenjadi lambat.
Jika membahas hubungan antara sifat-sifat inovasi dan saluran komunikasi dengan kecepatan adopsi, kita tidak dapat meninggalkan fungsi-fungsi dalam proses keputusan inovasi, karena mungkin persepsi penerima mengenai sifat-sifat inovasi itu berbeda-beda sesuai dengan tahap-tahap dalam proses keputusan.
- Pada tahap pengenalan, kompleksitas dan observabilitas inovasi sangat penting;
- Pada tahap persuasi, keuntungan relatif dan observabilitas inovasi yang sesuai ditonjolkan;
- Pada tahap keputusan, dapat dicobanya suatu inovasi penting.
Karena itu dalam usaha mempecepat tempo adopsi inovasi, pilihan yang paling tepat bagi agen pembaru dalam hal saluran komunikasi tergantung atas campuran dari pertimbangan-pertimbangan seperti (1) tahap-tahap dalam proses keputusan inovasi dan (2) sifat-sifat inovasi menurut pengamatan dan penerima.
Hal lain yang dipertimbangkan juga mempengaruhi kecepatan pengadopsian suatu inovasi adalah sistem sosial, terutama norma-norma sistem. Dalam suatu sistem yang modern tempo adopsi mungkin lebih cepat karena di sini kurang ada rintangan sikap diantara para penerima (anggota sistem). Sedangkan dalam sistem yang tradisional, mungkin tempo adopsi juga lebih lambat.
Akhirnya, kecepatan adopsi juga dipengaruhi oleh gencarnya usaha-usaha promosi yang dilakukan oleh agen pembaru. Hubungan antara kecepatan adopsi dengan usaha agen pembaru tidak langsung dan linear. Pada tahap-tahap tertentu, usaha keras agen pembaru mendatangkan hasil yang lebih besar. Stone (1952) dan Petrini (1966) menunjukkan bahwa respon terbesar terhadap agen pembaru terjadi pada saat pemuka masyarakat mulai mengadopsi inovasi, yang terjadi antara 13 sampai 16 % pengadopsian dalam sistem sosial.
Sekian artikel mengenai pengertian kecepatan adopsi inovasi dan penjelasan mengenai proses difusi inovasi dalam sistem sosial. Semoga dapat memberikan manfaat untuk para sahabat sistem pengetahuan sosial. Semangat Belajar, Sampai jumpa di postingan selanjutnya dan selalu ikuti kami di http://www.sistempengetahuansosial.com.
Sumber Referensi :
Hawkins, H.S. dan A. W. van den Ban. 2012. Penyuluhan Pertanian. Penerbit Kanisus: Yogyakarta
Soekartawi. 2005. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. Penerbit Universitas Indonesia: Jakarta
Soekartawi. 2005. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. Penerbit Universitas Indonesia: Jakarta
Advertisemen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar