Advertisemen
Peranan Agen Pembaru dalam Penyebaran Inovasi di Sistem Sosial
Okey masbro, mbaksis kali ini Sistem Pengetahuan Sosial membagikan postingan tentang peranan agen pembaru dalam sistem sosial yang dijelaskan menurut tiga tipe keputusan inovasi sistem sosial. Sobat pasti sudah tahu apa yang disebut dengan Agen Pembaru << kalau sobat ingin lebih tahu apa itu Agen Pembaru silahkan klik Pengetian Agen Pembaru yang merupakan postingan kami sebelumnya. Okey lanjut,, Berikut penjelasannya peranan agen pembaru dalam sistem sosial...>>>Ada tiga tipe keputusan inovasi yakni keputusan inovasi opsional yang dilakukan seseorang tanpa memperhatikan keputusan anggota sistem lainnya, keputusan inovasi kolektif yang dilakukan oleh individu-individu dalam sistem sosial secara kolektif dan keputusan inovasi otoritas yang banyak terjadi dalam organisasi formal. Jadi peranan agen pembaru dibagi menurut ketiga tipe keputusan inovasi itu. Berikut adalah peranan-peranan agen pembaru dalam sistem sosial ;
1. Peranan Agen Pembaru Dalam Keputusan Inovasi Opsional
Ada tujuh peranan dalam proses dengan mana, seorang agen pembaru memperkenalkan inovasi pada kliennya yaitu :(a). Membangkitkan Kebutuhan untuk Berubah
Sebagai langkah awal seorang agen pembaru seringkali perlu membantu kliennya menyadari bahkan mereka membuuhkan perubahan tingkah laku. Yang demikian ini terutama di masyarakat yang belum maju. Pendeknya horizon perencanaan rendahnya aspirasi, tingginya sikap pasrah nasib dan rendahnya motivasi berprestasi merupakan ciri-ciri umum penduduk desa ini berarti agen pembaru bertindak sebagai katalisator (sebagai kran) bagi kebutuhan kliennya. Dalam memulai proses perubahan agen pembaru dapat mengemukakan alternatif-alternatif baru untuk mengatasi problem yang ada, mendramatisasi permasalan mereka dan menyakinkan kliennya bahwa mereka dapat mengatasi masalah-masalah tersebut. Agen Pembaru tidak hanya menaksir kebutuhan klien tetapi juga membantu timbulnya kebutuhan ini dengan cara konsultatif dan persuatif.
(b) Mengadakan Hubungan Untuk Perubahan
Begitu kebutuhan untuk berubah telah tumbuh, agen pembaru harus membina keakraban dengan kliennya. Agen Pembaru bisa meningkatkan keakraban itu dengan menciptakan kesan dapat dipercaya, jujur dan empati dengan kebutuhan dan masalah-masalah kliennya. Klien harus lebih dulu bisa menerima agen pembaru secara fisik dan sosial sebelum mereka diminta menerima inovasi yang dipromosikan.
(c) Mendiagnosis Masalah
Agen pembaru harus menganalisis problematis kliennya untuk menentukan mengapa cara yang ada tidak lagi memenuhi kebutuhan mereka. Untuk mencapai/memperoleh kesimpulan diagnostikanya, agen pembaru harus memahami situasi dari sudut pandangan kliennya. Secara psikologis Agen Pembaru harus terjun ke dalam situasi kliennya agar dapat melihat dunia klien menurut pandangan klien itu sendiri. Hal ini sulit di lakukan dan harus menuntut kemampuan empati yang tinggi.
(d) Mendorong Atau Menciptakan Motivasi Untuk Berubah Pada Diri Klien
Setelah agen pembaru mengetahui berbagai jalan yang memungkinkan klien bisa mencapai tujuan mereka, Agen Pembaru harus membangkitkan motivasi untuk mengadakan perubahan, menimbulkan dorongan untuk menerima inovasi. Tapi agen pembaru harus berorientasi pada kebutuhan klien.
(e) Merencanakan Tindakan Pembaruan
Seorang agen pembaru hendaknya berusaha memengaruhi prilaku kliennya sesuai dengan rekomendasinya yang berdasar pada kebutuhan klien. Intinya agen pembaru hendaknya berusaha mempromosikan pelaksanaan program pembaruan yang Agen Pembaru sarankan. Ini berarti klien diharapkan tidak sekedar menyetujui atau menaruh minat pada inovasi melainkan termasuk merencanakan dan tindakan-tindakan sebagai pelaksana pembaruan, menerima inovasi.
(f) Memelihara Program Pembaruan Dan Mencegahnya Dari Kemacetan
Agen pembaru dapat menjaga penerimaan ide baru tersebut secara efektif dan memberikan informasi atau pesan-pesan menunjang, sehingga klien merasa aman dan tetap “terasa segar”melaksanakan pembaruan itu. Bantuan semacam ini penting sekali di berikan terutama klien berada pada tahap percobaan sebelum mengambil keputusan dan tetap konfirmasi setelah keputusan di ambil.
(g) Mencapai Hubungan Terminal
Tujuan akhir seorang agen pembaru adalah berkembangnya perilaku ‘‘memperbarui diri sendiri” pada kliennya. Agen harus berusaha mengembangkan kemampuan kliennya untuk menjadikan dirinya sebagai agen pembantu, yakni dapat mengenali dan memilih inovasi-inovasi yang cocok untuk kebutuhannya sendiri. Dengan kata lain agen pembaru harus berusaha mengubah kliennya dari bergantung pada agen pembantu menjadi percaya pada dirinya sendiri. Jika keadaan demikian sudah tercapai, agen pembaru dapat memutuskan hubungan untuk sementara dengan kliennya. Agen Pembaru dapat istirahat dan dilain saat, mungkin datang lagi dengan inovasi yang lain.
2. Peranan Agen Pembaru Dalam Keputusan Inovasi Kolektif
Seperti telah di uraikan, proses keputusan inivasi kolektif adalah proses pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak inovasi yang di lakukan oleh individu-individu dalam sistem sosial secara kolektif, yang di mulai dengan tahap stimulasi dan di akhiri dengan tindakan seluruh anggota sistem dalam menerima atau menolak inovasi.Agen pembaru dapat bertindak sebagai stimulasi dan mungkin inisiator dalam proses pengambilan keputusan inovatif, tetapi jarang ada agen pembaru yang bertindak sebagai legitimator. Seperti kami kemukakan legitimator itu memiliki kesenioran, lebih tinggi statusnya, dan sangat di hormati dalam suatu sistem sosial. Jarang sekali agen pembaru memiliki ciri-ciri itu. Mereka biasanya di kenal sebagai orang-orang asing yang sementara saja ada dalam sistem. Mereka memiliki kopetensi teknis, penguasaan terhadap inovasi yang tinggi, tetapi status dan kekuasaan sosialnya rendah, dan kredibilitas keputusan yang di buatnya relative rendah dimata anggota sistem sosial. Mereka itu bukan anggota tetap sistem itu.
Namun demikian agen pembaru memiliki kualifikasi yang mengagumkan untuk dapat menstimulasi dan mengajukan usula-usulan mengenai inovasi kolektif. Hubungan sosialnya yang kuat dan penguasaannya dalam bidang teknis memberikan dasar yang kuat untuk mengundang perhatian pemuka sistem sosial terhadap ide-ide baru. Agen pembaru dapat memberikan nasehat-nasehat yang berguna untuk proses keputusan berjalan lancar, jika Agen Pembaru tidak bertindak sendiri sebagai stimulator. Misalnya Agen Pembaru dapat membantu mengidentifikasi legitimator-legitimator untuk beberapa issu tertentu dan meyakinkan para pengusul / perencana agar menggyunakan mereka.
Agen Pembaru juga dapat membantu kliennya agar lebih berhati-hati dalam menilai biaya keputusan kolektif yang sedang mereka pertimbangkan. Kadang-kadang masyarakat salah tafsir terhadap biaya, waktu, tenaga dan sumber sosial lainnya yang di perlukan untuk melaksanakan suatu keputusan inovasi kolektif. Akibatnya anggota sistem pembaru menggigit makanan lebih banyak dari yang dapat mereka kunyah dan ide kolektif itu mengalami kegagalan.
Ada suatu kasus penyebaran ide baru kolektif yang dapat dijadikan contoh tentang peranan agen pembaru. Kasus ini hasil penyelidikan Rahim (1961) tentang pengadopsian pompa air diesel oleh penduduk desa di Pakistan .pompa air untuk irigasi ini akan memungkinkan penduduk desa meningkatkan panenan setiap tahunnya tetapi biayanya cukup tinggi sehingga petani tidak sangup membayarnya. Pada akhirnya terbentuklah koperasi di desa itu yang memberli pompa idaman masyarakat dan menyewakan kepada anggota-anggotanya.
Rahim mengumpulkan data melalui wawancara pribadi dengan para petani dan para pemimpin mereka di lima desa di Pakistan Timur yang telah mengadopsi pompa diesel itu. Dari sana Agen Pembaru dapat merekontruksi proses keputusan inovasi kolektif dimana koperasi desa di bentuk dan pompa itu di beli. Setiap kasus yang di selidiki, stimulator yang mengundang perhatian para pemuka desa adalah para tenaga penyuluh lapangan. Empat dari lima kasus, stimulasi di lakukan dalam bentuk percakapan-percakapan tak resmi di pasar desa. Agen pembaru selalu di dukung oleh seorang inisiator desa setempat yang bersahabat dengan petugas penyuluh setempat. Tahap legitimasi rupanya agak kurang jelas, tetapi agen pembaru tidak terlibat langsung dalam proses pengukuhan ini. Ide pendirian koperasi pompa irigasi ini di kemukakan oleh anggotanya dalam sebuah pertemuan tak resmi yang di organisir oleh inisiator. Dalam pertemuan itu semua orang di berikan kesempatan untuk menyatakan pandangan-pandangannya dalam proses mencapai suatu keputusan kelompok, sesuai dengan penerimaan kelompok terhadap Inovasi itu, para pemuka desa mengusahakan pembelian perlengkapan pompa, mengatur prioritas-prioritas penggunaannya. Dalam tahap pelaksanaan ini agen pembaru membreri nasehat-nasehat teknis dan dukungan organisasional kepada para pemimpin koperasi.
3. Peranan Agen Pembaru Dalam Keputusan Inovasi Otoritas
Keputusan inovasi otoritas adalah proses pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak inovasi yang kebanyakan terjadi dalam organisasi formal. Dalam proses ini pengambilan keputusan ada di tangan pihak atasan, pemegang kekuasaan di dalam organisasi, yang di sebut unit pengambil keputusan. Agaknya peranan yang paling menonjol dapat di lakukan oleh agen pembaru adalah pada tahap persuasi.Pada tahap pengenalan dimana pemimpin organisasi mengetahui adanya inovasi yang mungkin dapat dikaitkan dengan kemajuan organisasinya, agen pembaru dapat membantu pemimpin itu dengan informasi-informasi yang berkenaan dengan ide baru itu. Mungkin pula justru agen pembarulah yang menjadi sumber informasi atau yang memberikan informasi itu kepada pemimpin. Atau mungkin pula pada tahap ini agen pembaru menginformasikan keadaan organisasi yang memerlukan adanya pembaruan. Misalnya sebuah pabrik memerlukan pembaruan mesin produksi, karena yang ada sudah ketinggalan jaman dan tidak bias lagi memenuhi permintaan pasar. Terdorong oleh kebutuhan itu pemimpin akan berusaha mencari tahu inovasi-inovasi yang cocok untuk pabriknya.
Pada tahap persuasi, agen pembaru membantu pemimpin memberikan pertimbangan tentang biaya atau informasi lainnya yang dapat dipergunakan sebagai dasar untuk menilai inovasi itu cocok dengan kebutuhan organisasi. Sesuai dengan sifatnya yang formal, peranan agen pembaru agaknya dapat di lakukan lebih efektif jika Agen Pembaru berada dalam posisi yang resmi pula. Misalnya para konsultan atau staf organisasi yang berada pada unit penelitian pengembangan atau yang semacamnya. Para konsultan ini, walaupun tidak selalu menjadi unit atau bagian dari organisasiformal, mereka mempunyai pengaruh yang penting dalam di terima tau tidaknya inovasi pada organisasi tersebut. Namun demikian tidak menutup kemungkinan agen pembaru memberikan pengaruhnya secara informal dan tidak langsung melalui kontak-kontak resmi atau tidak resmi dengan orang-orang yang menempati posisi sebagai unit pengambil keputusan. Pengaruh ini juga dapat di berikan melalui unit adopter dimana mereka ini nantinya akan meneruskan inovasi itu kepada atasannya menurut arus inovasi ke atas.
Sekian artikel tentang peranan agen pembaru dalam sistem sosial yang dijelaskan menurut tiga tipe keputusan inovasi sistem sosial. Semoga dapat berguna dan bermanfaat untuk para pembaca. Semangat belajar dan tetap ikuti kami di http://www.sistempengetahuansosial.com/.
Advertisemen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar